***
Namaku adalah doa yang menjelma kata. Dan kamu wujud makna yang menghidupiku secara cuma-cuma.
Ketika mereka bertanya tentang aku, sebenarnya mereka sedang bertanya tentangmu. Mengendapkan rasa ingin tahu di ujung tanda tanya yang begitu-begitu saja. Terkadang, aku urung menjelaskan sebab lelah. Kenyataannya, tak sedikit yang menyembunyikan keingintahuan di balik wujud kepedulian.
Pada sore yang jingganya memesona, aku mengendap di pelukmu yang masih tetap sama. Aku bercerita dan kamu senyum-senyum saja. Aku menggerutu dan kamu mulai merayu. Jangan buat aku bimbang, sayang. Sudah tiga-tiga kali kutulis cerita untukmu. Cerita ini tak akan henti, maka bawa aku ke istana yang bisa disebut rumah.
Tak hanya pada dua puluh. Pada tiap ganjil bahkan genap, akan kutuliskan cerita yang mau diapa-apakan pun tetap hanya engkau yang ada di sana.
Desember 2017
Memang benar kata "Madre", bahwa 33 adalah trinitas yang saling bercermin, melengkapi, dan mengisi.
0 comments:
Post a Comment