Ibuku lahir 42 tahun yang lalu. Entah dari mana aku harus memulai ceritaku tentang wanita yang sangat menginspirasiku ini. Yang jelas, setiap gerak-geriknya, setiap tatap matanya, dan setian tutur bahasanya menyimpan banyak cerita.
Ia seperti tak mengenal lelah. Bahkan rasa-rasanya ia sangat asing dengan kata lelah. Seperti tak pernah bertemu. Tak pernah bertatap sapa. Pun tak pernah ada dalam kamus kehidupannya. Mungkin bisa diibaratkan bahwa ia membenci lelah.
Entah. Sudah berapa rupiah yang ia keluarkan untuk membiayai hidupku sepanjang 19 tahun ini. Aku tak hanya mengganggapnya seorang Ibu, tapi sekaligus Ayah, meski kenyataannya aku juga punya Ayah. Namun rasa-rasanya ibuku lebih cocok memikul dua posisi tersebut. Ya, itulah yang aku rasakan selama hidup.
Kurasa aku tak perlu bercerita banyak tentang Ayahku, hanya Ibuku saja.
Yang jelas. Ibuku adalah wanita yang banyak menginspirasiku. Dalam hal apapun. Termasuk menulis.
Didedikasikan untuk Madre-ku satu-satunya.
Rini Sulastri.
Aku sangat menyayangimu.
0 comments:
Post a Comment