Laci cokelat tua itu masih akan tetap terbuka, menampung lembar demi lembar cerita bahagia kita. Aku tak punya kuncinya, begitu juga kau. Kita membiarkan orang-orang bebas membuka laci dan membacanya sesuka hati. Ada yang turut bahagia, pun banyak juga yang merasa tak suka sebab terluka. Menjadi penumpang memang harus selalu siap dengan segala resiko yang ada.
Sekarang mari kita berhitung, 60 dikalikan 60, dikalikan 24, dikalikan lagi 92. Percayalah bahwa akan kau temukan angka 7.948.800, itulah banyaknya milisekon yang telah kita lalui bersama. Angka itu masih akan terus bertambah sesuka yang ia bisa. Hingga kalkulator termahal-pun tak mampu menampung rentetan angkanya.
Kau tahu aku tak suka matematika, tapi tak apa karena hal itu hanya sebuah umpama. Namun, jauh di dalam lubuk hatiku... aku menyayangimu tanpa ragu.
Tetaplah menjadi lelakiku yang memabukkan. Cukup aku saja yang kau bikin mabuk.
Semarang, 19 Juni 2015; 23:01
Jelang duapuluh ketiga.
0 comments:
Post a Comment