Bagi sebagian orang, hidup itu kompetisi. Ajang unjuk gigi. berlomba menjadi yang paling tinggi. Tak peduli meski harus membunuh teman sendiri. Seperti jagung yang berlomba saling loncat untuk sekadar jadi popcorn pengusir penat saat nonton film berat dan hanya berakhir jadi berak.
Lalu, yang sebagian lagi menganggap bahwa hidup ini adalah sebuah proses. Proses untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Tentunya, setiap kepala memiliki cara yang berbeda. Dan dari cara yang berbeda, akan menciptakan hasil yang beraneka rupa.
Hidup itu pilihan.
Ada yang memilih menjatuhkan orang lain di depan banyak orang dengan tujuan ingin meninggikan dirinya sendiri. Menceritakan kepada orang lain tentang kebenaran yang belum pasti.
Sama halnya dengan yang terjadi pada saya. Saya tahu betul apa yang mereka bicarakan tentang saya, kehidupan pribadi saya, bahkan keluarga saya.
Telinga saya ada dimana-mana.
Sakit hati? Pasti.
Tetapi, saya selalu percaya bahwa kita tak perlu susah payah untuk membuktikan bahwa kita tidak salah. Karena Tuhan sendiri-lah yang akan bekerja tanpa perintah. Dan saya membuktikan hal itu.
Ia terus menyerang saya dari belakang. Tetapi, saya pikir, hidup yang ia jalani saat ini bukanlah hidup yang ia inginkan. Ia ingin hidup yang saya punya sekarang. Saya tahu betul.
Tetapi tenang. Saya bukan pendendam.
Telinga saya memang ada di mana-mana. tetapi, tidak dengan mulut saya. Aibmu aman.
Namun, anehnya, di depan saya, ia masih bisa tersenyum dan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa.
Ternyata begini wujud fake people yang sebenarnya.
Ya, Tuhan...
0 comments:
Post a Comment