Sunday, 19 February 2017

203 #23

Tak ada yang menganggap 23 sebagai angka spesial. Jika diibaratkan hitungan bulan, terlalulah panjang untuk sebuah perayaan satu tahun, dan kuranglah lengkap untuk sebuah perayaan tahun kedua. Jika diibaratkan hitungan tahun untuk pria, akan menjadi posisi yang serba salah. Sedangkan, jika diibaratkan hitungan tahun untuk wanita, tak jauh berbeda dengan posisi pria tadi. bahkan lebih. Belum menikah salah, belum lulus salah, belum bekerja salah, apalagi bagi yang belum punya pasangan...

Tetapi, akan kubuat 23 menjadi spesial. Alasannya sederhana, karena memang bagiku angka tersebut spesial. Baiklah, aku akan memulainya dengan sebuah kutipan bahwa hidup penuh dengan kebetulan-kebetulan. Kemudian, apa hubungan antara angka 23 dengan kebetulan? Ya, mungkin aku akan kembali memulainya dengan memoles sedikit judul di atas:

2ø3
Ketika aku menulis ini, aku adalah wanita dengan posisi yang kusebutkan pada paragraf pertama.
Ketika aku menulis ini, kau pun berada di posisi pria yang juga kusebutkan tadi.
Ketika aku menulis ini, hari ini adalah duapuluhtiga kita.
Ketika aku menulis ini, perjalanan kita sudah sejauh ini.
Ketika aku menulis ini, perjalanan kita masih sangat jauh.
Ketika aku menulis ini, keprihatinan tengah mengelilingi kita.
Ketika aku menulis ini, masing-masing mimpi kita semakin butuh dikejar lebih kencang.
Ketika aku menulis ini, kuingat sudah sangat banyak tawa dan tangis yang kubagi denganmu, bahkan akan masih banyak lagi.
Ketika aku menulis ini, aku berjanji tidak akan pernah berhenti berkarya.
Ketika aku menulis ini, kau dan aku akan terus menjalani tapak demi tapak jejak demi jejak, tanpa harus tahu kebetulan-kebetulan apa lagi yang akan menghampiri.



Februari 2017
23 hanyalah sebuah angka,
dan Tuhan memberikan nafas untuknya melalui kita.
Tetaplah berdegub dan tumbuh.


Share:

Wednesday, 1 February 2017

203 #22

Dua orang kasmaran yang saling merindu tengah tenggelam dalam cerita dan tawa. Si perempuan merangkulkan tangan kanannya di lengan si pria posisi favorit mereka saat sedang beriringan. Menyusuri keramaian, langkah mereka terhenti di antrean panjang hari terakhir liburan. 

"Mumpung kamu mau dan moment-nya pas," si pria berbisik di tengah antrean.

Putus asa mengantre. akhirnya mereka mendapat giliran. Sayangnya, yang dicari tak tersedia. Sedikit kecewa, mereka memilih menu lain yang tak jauh berbeda sebagai obat lelah mengantre selama hampir satu jam.

"Nggak apa-apa, ya?" ucap si pria dan hanya dibalas anggukan dengan bonus senyuman kecil oleh si perempuan.

Mereka kembali beriringan dengan posisi favorit mereka persis seperti tadi. Kembali menunggu, hanya saja kali ini tak terlalu lama. Selang beberapa menit, terdengar suara yang menggema ke seluruh ruangan: 

"Pintu teater tiga telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki karcis, dipersilakan untuk memasuki pintu teater tiga."

Gedung bioskop. Ya, rupanya gedung bioskop.
Selama 22 bulan bersama, ini adalah kali pertama mereka menonton film di bioskop. Sebelumnya, mereka sudah sering merencanakan hal tersebut, namun selalu gagal karena si perempuan lebih memilih untuk berwisata kuliner saja.

Kali ini, mereka mengawali tahun 2017 dengan melakukan hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. mereka hanya sedikit mencoba hal baru.



Januari 2017
Tepat pada perayaan 22 bulan mereka, hal tersebut kembali terjadi.
Dan, ya, lagi-lagi si pria berhasil mengajak si perempuan 
untuk masuk ke dunianya secara pelan-pelan.


Share: