Kepada Jantung Hati,
Akan ada yang meruap usai perayaan.
Entah rindu,
cumbu,
candu,
atau kepulan gejolak hati yang meluap-luap —ingin segera temu.
Meriah atau tidak, perayaan akan jadi bagian penting sebuah pengembaraan, sebab di sana ada renjana yang tak hanya satu rupa.
Namun, kadang-kadang, tak ada yang ingin kuberikan kecuali waktu dan puisi-puisi tengah malamku.
Di sana,
aku melihatmu menjelma apa saja.
Pot bunga,
lembar buku,
cermin,
bantal,
tirai,
hingga kue coklat yang kusimpan di laci meja.
Tapi tetap saja,
tak ada yang sebanding denganmu.
Namun, aku percaya,
kamu ada di setiap pejaman mata dan doa.
Pada Januari keempatmu bersamaku,
aku ingin menjadi bulir-bulir keringat di dahimu,
aku ingin menjadi derai gerimis yang jatuh di kamu,
aku ingin,
jadi doa yang meruntuhkan dosa-dosa.
Selamat menopang angka baru.
Aku ingin kamu tetap jadi kamu.
Salam sayang,
Resla.