Sunday, 20 March 2016

203 #12

             Akhirnya kita tiba pada angka yang tak terlupa. Dua nol tiga pertama dalam hitungan tahun.

          Aku ini cangkang rapuh yang kau perbaiki perlahan agar kembali utuh. Kau perkuat dengan cangkangmu agar aku tak mudah jatuh lagi. Lama-kelamaan aku menjadi kuat berdiri sendiri. Kau laki-laki pertama yang membuatku percaya akan asa.

          Aku sedang membayangkan sekarang kita sedang duduk berdampingan pada sebuah bangku taman. Aku menggoyang-goyangkan kakiku. Kau menggenggam erat tanganku. Kau memperlihatkanku sebuah tontonan bahwa dunia tak sekadar hitam-putih saja. Seperti mata kita yang mampu menangkap jutaan warna dalam kehitam-putihannya.

          Aku takjub. Sekaligus haru.

          Detik-detik aku bersamamu tak pernah sia-sia.

         Tahun pertama.
          Aku merasa menjadi seseorang yang lebih baik dari aku satu tahun yang lalu. Cangkang rapuh itu tak akan mudah tumbang sungsang. Tak akan mudah tandas kalas. Sekuat apapun lemparan pisau yang mengarah ke arahku.

          Sebab, tak hanya aku yang melindungi diriku sendiri. Tapi juga kau.


20 Maret 2016[]
Tulisan ini dibuat bersamaan dengan pesan singkatnya di dini pagi, 
"Ketika satu tahun yang lalu aku memberanikan diri memeluk wanita yang seharusnya kupeluk dari dulu. Ya, sekarang dia milikku. Tak akan kulepas (lagi). Aku sayang kamu, Resla."



Share:

0 comments: