Monday, 1 August 2016

Pulsasi


Kau tahu? Aku melihat jurang di sejengkal jarak kita. Di sana kau mendekam tanpa ingin menyeberang. Apa yang kau tunggu, Sayang? Apakah kau menungguku menyeberangi jurang itu?

Aku menunggumu, kau menungguku.

Semakin lama jurang itu semakin dalam. Diwarnai dengan gemuruh suara ombak yang airnya tertular hingga ke mukaku. Anehnya, air itu tak sejuk sedikitpun. Setiap kali air itu mengembun ke mukaku, aku merasa seperti ditampar.

Perlahan, semilir angin membuat embun di mukaku mengering. Sejuk memeluk di segala lekukku. Kulihat, jurang itu perlahan dipenuhi oleh air jernih. Tenang dan nyaman.

Aku mendekat. Pantulan rautku tergambar jelas di tarian halusnya. Kusentuh perlahan dengan jariku. Aku merasakan kenyamanan yang tak putus ketika tanganku bersentuhan langsung dengan jernihnya.

Kulihat di seberang sana, kau mendayung perahu menujuku.



Juli – Agustus 2016
Iramaku sedinamis denyutmu. Pun sebaliknya.


Share:

0 comments: