Namun demikian, sisanya masih tetap sama seperti saat kawasan berjuluk "Little Netherland" itu menjadi saksi bisu sejarah Indonesia di masa kolonial Belanda. Saksi bukan sembarang saksi. Selama dua abad —mohon koreksi kalau saya salah—, di tempat itu: darah, keringat, air mata, kasih sayang, tangisan, jeritan; melebur-membaur.
Kota Lama sudah seharusnya menua. Usianya sudah —entah berapa persisnya. Perbaikan sana-sini, poles kanan-kiri, memantaskan diri.
Ini baik.
Namun demikian, tetap saja. Semoga, semoga, semoga, semoga salah satu ikon kotaku ini tak kehilangan jati dirinya.
Meminjam dari Nosstress, "Semoga pemimpin menambah prestasi bukannya menambah bali-ho".
[]
Semarang
9/8/18.
0 comments:
Post a Comment