Kuingin tertawa. Tapi, dia sudah setengah mati membangun keromantisan yang tak ada romantis-romantisnya sama sekali.
Hahahahahahaha. Ups, kelepasan.
"Semoga nggak jadi 'jagain jodoh orang', ya," timpalku mengundang gelak hahahahahahaha kami yang tak perlu lagi ditahan.
Setelah itu kami tenggelam. Saling mengucap amien diam-diam.
Untuk kali kesekian, tak ada perayaan besar-kecil-an. Hubungan yang tidak sebentar ini sudah bukan tentang memohon untuk tak saling meninggalkan, tetapi tentang berkomitmen agar tetap dalam dekapan. Kami saling teritorial tanpa melupakan akal.
Kalau kembali menengok ke belakang, rasa-rasanya mustahil jika tidak senyum-senyum sendiri. Entah karena gemas atau sinis. Dulu, banyak orang menyumpahi agar kami tak sama-sama lagi. Meski belum bisa sepenuhnya membunuh doa mereka, setidaknya masing-masing dari kami telah berada pada pencapaian yang tak terduga.
Tiga puluh —dua-setengah tahun— sudah.
Tentang segala serapah yang malah membikin kami lebih betah. Yang abunya menambah corak warna-warni kami sepanjang sejarah. Kami terus rekah.
September 2017
Mengintip tiga yang semakin mengajak dewasa.
0 comments:
Post a Comment