Kau gigil
di dini yang lengking,
Aku gagal
di petang yang lengkung.
***
Seorang Muda terduduk lesu di tepian ranjang yang kusut. Suara adzan tak mampu meluruskan pikirannya yang kalut. Tampaknya, ia merasa menjadi pria paling berdosa karena menjadi penyebab kemurungan seorang gadis.
Ia sudah tahu betul hal ini akan terjadi. Tetapi, kini ia sadar, hidup ini tak cukup hanya dengan membayangkan yang akan terjadi. Tak ada simulasi. Tak ada geladi bersih.
Maaf.
Ucapnya dalam hati.
"Kupikir, semua akan menjadi lebih baik jika semua berakhir. Ternyata aku salah," ia gemetar ketika suara dering sudah berhenti dan terdengar merdu, "Halo," yang begitu akrab di telinganya.
"Aku merasa lebih gagal sekarang," suaranya tampak terengah.
"Jangan bertingkah seenaknya, seolah cuma kau yang punya kuasa," suara si gadis yang penuh kemarahan dan sisa tangisan terdengar lebih berani dari biasa.
Tut tut tut.
Suara telepon ditutup.
Ada luka menganga di gerak tangan si gadis yang menutup telepon tiba-tiba. Sempurna sudah gagalmu, wahai Seorang Muda.
28/09/17
0 comments:
Post a Comment