Bangkai
kebenaran berceceran di jalanan
Sebab
sang raja telah menembakkan peluru kekuasaan
Bau
anyir tercium di setiap sudut ruangan
Yang
akhirnya luruh bersama hujan
Lagi-lagi,
atas nama kekuasaan
O,
Tuhan!
Mayat
kebenaran telah terseret hujan
Tak
tersisa
Layaknya
khafilah yang berlalu bersama gonggongan
Benar
disalahkan
Salah
dibenarkan
Keadilan?
Tak
ada
Semut-semut
kecil merengek meminta keteduhan
Namun
para tikus got berpura-pura tuli
Tenggelam
dalam tenggak air kemunafikan
Undang-undang
tak lagi menjadi pedoman
Pancasila
teronggok di dinding perumahan
Kurang
ajar memang
Ketika
rakyat jelata telah terbiasa dengan ulah para raja
“Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia”-pun menjadi basi di telinga
Semarang,
29 Maret 2014
0 comments:
Post a Comment