Thursday, 6 November 2014

Jalan di Tempat

Bangkai kebenaran berceceran di jalanan
Sebab sang raja telah menembakkan peluru kekuasaan
Bau anyir tercium di setiap sudut ruangan
Yang akhirnya luruh bersama hujan
Lagi-lagi, atas nama kekuasaan

O, Tuhan!
Mayat kebenaran telah terseret hujan
Tak tersisa
Layaknya khafilah yang berlalu bersama gonggongan
Benar disalahkan
Salah dibenarkan
Keadilan?
Tak ada

Semut-semut kecil merengek meminta keteduhan
Namun para tikus got berpura-pura tuli
Tenggelam dalam tenggak air kemunafikan
Undang-undang tak lagi menjadi pedoman
Pancasila teronggok di dinding perumahan
Kurang ajar memang

Ketika rakyat jelata telah terbiasa dengan ulah para raja
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”-pun menjadi basi di telinga




Semarang, 29 Maret 2014
Share:

0 comments: